Friday, 30 July 2021

MATERI DAN KUNCI JAWABAN BUKU SISWA KELAS 5 SD TEMA 1 SUBTEMA 3 PEMBELAJARAN 1

Rintokusmiran.com | Materi dan kunci jawaban buku siswa kelas 5 SD tema 1 subtema 3 pembelajaran 1. Pada Pembelajaran 1 ini akan mempelajari tentang menentukan ide pokok setiap paragraf dalam bacaan secara percaya diri dan  mengembangkan ide pokok menjadi sebuah paragraf secara tanggung jawab. 

Halaman 123

Amatilah ilustrasi gambar pada halaman sebelumnya. Buatlah sebuah cerita berdasarkan gambar-gambar tersebut. Namun, sebelumnya kamu harus menentukan ide pokok tiap-tiap paragrafnya terlebih dulu. Ide Pokok: Cerita Berdasarkan Gambar:

Jawaban Halaman 123

Ide Pokok

1. Lani ingin tahu cara membuat gerabah

2. Bahan dasar membuat gerabah

3. Teknik Membuat gerabah 

Cerita berdarkan ide pokok di atas adalah sebagai berikut:

Lani ingin tahu cara membuat gerabah. Untuk itu di pergi ke pengrajin gerabah. Iya ingin mengamati secara langsung pembutan gerabah. Dengan teliti Lani mengikuti petunjuk yang di jelaskan oleh pengrajin gerbah itu.

Gerabah yang cantik ternyata terbuat dari bahan tanah liat. Tanah liat diaduh dengan air dengan takaran yang pas. Kelembaban campuran tanah liat dengan air haruslah tepat. Tidak terlalu encer dan juga tidak terlalu kental.

Lani sangat puas setelah berkunjung ke pengrajin gerabah. Dia sudah paham cara pembuatan gerabah dengan teknik diputar pada meja berporos. Dengan keterampilan tangan yang tinggi gerabah tersebut di buat oleh pengrajin gerabah.



Pengalaman di hari Minggu yang tidak kalah menariknya dibanding dengan Edo dan Beni adalah pengalaman yang dialami oleh Lani. Hari Minggu ini Lani diajak ayahnya pergi ke Madura. Ayah Lani ingin membeli beberapa kerajinan gerabah untuk pelanggannya. Seperti kita ketahui bersama bahwa Madura merupakan salah satu daerah penghasil kerajinan gerabah yang berkualitas tinggi.

Sepanjang perjalanan menuju tempat produksi gerabah, Lani sibuk mengamati sekelilingnya. Lani takjub melihat potensi alam yang ada di Madura. Lani juga begitu kagum akan orang-orangnya. Mereka pekerja keras. Mereka juga pandai memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitarnya. Mereka bekerja keras dari pagi hingga sore. Tak kenal lelah meski harus berkubang dengan tanah. Menggali dan mengumpulkan tanah liat untuk dijadikan bahan pembuatan gerabah.

Gerabah dari Pulau Madura

Salah satu warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional. Gerabah juga dikenal dengan sebutan tembikar. Gerabah konon sudah dibuat manusia sejak mereka hidup menetap dan mulai bercocok tanam beberapa ribu tahun sebelum tahun masehi, dan kini masih kita dapatkan di seluruh pelosok Nusantara, tidak terkecuali di Pulau Madura. 

Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat.

Gerabah yang paling sederhana dibuat dan dibentuk hanya menggunakan tangan dengan ciri adonan yang kasar dan bagian-bagian gerabah tersebut masih dipenuhi oleh jejak-jejak jari. Selain itu, bentuknya kadang tidak simetris.

Tidak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahuliunya.

Kesamaan pembuatan gerabah di Madura sekarang ini dengan para pendahulunya adalah proses pembuatan dan bentuknya yang masih tradisional sama seperti gerabah-gerabah yang dihasilkan pada zaman terdahulu.

Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Madura  adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus. Tanah liat hitam dapat juga dipergunakan tetapi kualitasnya kurang baik.

Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah, seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, dan Blega Bangkalan. Di antara daerah-daerah tersebut, yang sangat terkenal adalah Karang Penang Sampang dan Andulang Sumenep. Kedua daerah tersebut memproduksi gerabah dalam bentuk genteng.

Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. Hal ini disebabkan karena tidak semua wilayah di Madura memiliki struktur tanah liat yang dijadikan bahan dasar pembuatan gerabah. Secara umum, tanah-tanah di Madura mengandung pasir yang tinggi, karena Pulau Madura dikeliling oleh pantai, sehingga tidak bisa digunakan untuk membuat gerabah. 

Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara turun-temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini persaingan dapat dicegah. Gerabah Madura juga memiliki kekhasan lokal yang disebabkan oleh keahlian/keterampilan pengrajin, tersedianya bahan, teknik pembuatan, dan teknik pembakaran. Dengan spesialisasi dan ciri khasnya itu, banyak kampung diberi nama sesuai dengan nama jenis tembikar tertentu.

Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tidak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah. Alat-alat umum adalah cangkul, linggis, ember,  dan alat-alat khusus seperti berikut.

1. Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat pembentuk bagian dalam.

2. Panempa atau penempa untuk pembentuk dan penghalus bagian luar berupa sekeping papan.

3. Pangorek atau pengerok, sejenis sabit bermata miring bertangkai panjang untuk menghaluskan bagian dalam.

4. Panyabungan , wadah air untuk menetesi gerabah dengan secarik kain agar mudah dihaluskan.

5. Pangeled, secarik kain untuk membentuk bibir gerabah.

6. Pangajakan, sejenis nyiru untuk ayakan pasir.

7.  Pangabuan, tempat abu.

8. Panompal, alat menyisikan abu dari pembakaran.

9. Wer-kower, galah berujung kawat lengkung.

10. Pamatong, sejenis pisau atau kawat pemotong tanah liat.

11. Pungku, pembakaran gerabah. Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan.

Proses pembuatan gerabah tersebut sebagai berikut.

1. Menyiapkan bahan berupa tanah liat.

2. Mengaduk tanah liat dengan dicampur air.

3. Setelah jadi adonan, diambil per bongkahan untuk dibuat bentuk kasar.

4. Dengan menggunakan kain pangeled, bibir atau pinggiran bongkahan  dibentuk sehingga bulat melingkar.

5. Bila yang dibuat sejenis periuk, maka ketika pinggiran atau bibir sudah  jadi lalu diangin-anginkan. Baru kemudian membuat bagian perut yang terpisah dengan bibir, kemudian setelah jadi perut dan bibir disambung dan diperhalus.

6. Bila yang dibuat bertelinga atau bertangkai, maka dibuatkan telinga atau tangkai untuk kemudian ditempelkan atau digabungkan dan diperhalus.

7. Setelah halus dan diteliti kesempurnaannya, kemudian dijemur atau dibakar hingga benar-benar kering.

8. Langkah terakhir setelah kering adalah dibersihkan. Namun untuk beberapa daerah ada yang masih menyempurnakannya dengan cat yang berasal dari lumpur.

Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum. Pemakai gerabah Madura memperoleh banyak keuntungan seperti harga murah, anti karat, mudah dibersihkan, dan mengurangi polusi. Di samping itu, juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Kerajinan gerabah ini juga merupakan salah satu cara melestarikan warisan budaya yang telah turun menurun. Mengingat manfaat-manfaatnya tersebut, maka pelestariannya perlu mendapat perhatian kita semua. Salah satu caranya dengan menjaga kualitas.

Meski gerabah masih tetap diproduksi, tetapi dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern. Produk-produk modern tersebut tidak hanya proses pembuatannya yang modern, namun juga menggunakan bahan-bahan yang lebih praktis dan lebih tahan lama, seperti dari plastik, karet, besi, dan aluminium. Akibatnya, lambat laun menggeser keberadaan gerabah. Para pengrajin pun juga terancam. 

Halaman 127

Berdasarkan bacaan di atas, temukan ide pokok masing-masing paragraf

Jawaban halaman 127

1. Paragraf 1:  Salah satu di antara  warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah  dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional.

2. Paragraf 2: Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat.

3. Paragraf 3:  Tak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahulunya.

4. Paragraf 4: Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajain di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus.

5. Paragraf 5: Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, Blega Byangkalan, dan lain-lain.

6. Paragraf 6: Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah.

7. Paragraf 7: Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat baryang-baryang yang sudah ditentukan secara turun temurun atau spesilaisasi.

8. Paragraf 8: Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah.

9. Paragraf 9: Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan.

10. Paragraf 10 : Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum.

11. Paragraf 11: Meski gerabah masih tetap diproduksi, namun dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern


Halaman 129 

Kamu sudah bisa menentukan ide pokok dari sebuah bacaan, sekarang kembangkan ide-ide pokok berikut menjadi sebuah paragraf.

Jawaban halaman 129

1. Paragraf  1: Salah satu jenis tanah  yang banyak memiliki manfaat adalah tanah liat. Selain sebagai media tanam bagi berbagai jenis tanaman, tanah liat juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan gerabah. 

2. Paragraf 2: Agar dapat menghasilkan gerabah, tanah liat haruslah melalui beberapa proses produksi terlebih dulu. Tanah liat dibuat adonan dengan mencampur air kemudian diaduk dan dibolak-balik agar lebih pekat dan lengket. Tujuannnya adalah untuk mengeluarkan udara dalam tanah, agar mudah dibentuk, dan hasilnya tidak mudah retak. Setelah adonan tanah liat jadi, baru kemudian masuk pada tahap pembentukan dengan menggunakan berbagai macam teknik dan alat. Hingga pada akhirnya tanah liat yang sudah berbentuk tersebut dibakar dalam waktu dan suhu tertentu. 

3. Paragraf  3: Banyak barang-barang di sekitar kita yang terbuat dari tanah liat. Seperti asbak, vas bunga, kendi, teko dan cangkir. Bahkan ada juga meja dan kursi yang terbuat dari tanah liat. Barang-barang yang terbuat dari tanah liat memiliki nilai seni dan keindahan tersendiri dibandingkan dengan barang-barang yang terbuat dari bahan lainnya.

No comments: