Saturday, 11 May 2019

Materi Gerakan Literasi Nasional

Salam Pendidikan,

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya sebagai admin blog ini. Akan mengulas artikel berkaitan tentang Gerakan Literasi Nasional. Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini bertujuan memberikan pengetahuan mendasar bagi anda rekan pendidik serta orangtua peserta didik yang bersinggungan langsung dengan peserta didik.
materi gerakan literasi nasional
gerakan literasi nasional

Dengan adanya buku materi gerakan literasi ini akan membantu pihak-pihak yang berwenang dalam gerakan literasi nasional ini. Sebagi satuan pendidikan tentunya sekolah memiliki peran penting. Tidak ketinggal sebagai orangtuan juga memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya. 

Secara umum terdapat 6 literasi dasar yang harus di kuasai oleh guru dan peserta didik antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

1.  Literasi Baca Tulis
Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu kita kuasai adalah literasi baca-tulis. Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik.

Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Ketika menerima resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter. Jika salah, tentu akibatnya bisa fatal. Kemampuan membaca yang baik tidak sekadar bisa lancar membaca, tetapi juga bisa memahami isi teks yang dibaca. Teks yang dibaca pun tidak hanya katakata, tetapi juga bisa berupa simbol, angka, atau grafik. 

2. Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat
di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.

3. Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). National Research Council (2012) menyatakan bahwa rangkaian kompetensi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa sains adalah ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu pengetahuan, yang membingkai semua kompetensi sebagai tindakan.

4. Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan penekanan mengenai pentingnya inklusi finansial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari literasi finansial. Pengertian inklusi finansial sendiri adalah sebuah proses yang menjamin kemudahan akses, ketersediaan, dan penggunaan sistem keuangan formal untuk semua individu. Materi Literasi Finansial

5. Literasi Digital
Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.Bawden (2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi. Literasi komputer berkembang pada dekade 1980-an, ketika komputer mikro semakin luas dipergunakan, tidak saja di lingkungan bisnis, tetapi juga di masyarakat. Namun, literasi informasi baru menyebar luas pada dekade 1990-an manakala informasi semakin mudah disusun, diakses, disebarluaskan melalui teknologi informasi berjejaring. Dengan demikian, mengacu pada pendapat Bawden, literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.

a. Internet untuk Guru

Peran Guru Terhadap TIK dalam Pendidikan
Dengan menggunakan teknologi maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam menjalankan tugasnya dalam mengajar, maka proses belajar mengajar akan lebih menarik sehingga siswa akan termotivasi dengan tampilan mengajar menggunakan gambar atau animasi materi pelajaran yang akan membuat siswa cepat memahami dam lebih mendalami materi.

Guru akan dengan mudah menggali informasi lebih tentang materi yang akan disampaikan kepada para siswanya, jika sudah menguasai teknologi informasi dan komunikasi guru akan lebih mengembangkan bahan ajarnya melalui internet. Didukung dengan teknologi, kelas akan lebih kondusif dan terkontrol. Membuat guru lebih tenang dan nyaman dalam menyampaikan materinya. Materi Internet untuk Guru

Dengan begitu, guru akan lebih pandai dalam memilih media yang cocok untuk mata pelajaran yang lebih efektif, efisien, dan dapat mudah dipahami. Dan guru dapat memanfaatkan fasilitas yang ada seperti wifi, komputer, internet, intranet.

b. Internet untuk Orang Tua

Anak “Zaman Now” yang lebih pintar dari orang tuanya.
Generasi zaman now makin lihai dalam berselancar di internet melebihi para orang tuanya. Mengakali filter (penyaringan) dan settingan history adalah aksi yang harus diwaspadai. Orang tua dalam hal ini harus sering-sering menambah wawasan agar tidak dilangkahi anak-anak mereka sendiri.

Anak inginkan kebebasan
Anak yang menginjak usia remaja umumnya menginginkan privasi, mencari kepribadian yang berbeda dan berusaha untuk diterima. Hal ini adalah bagian dari proses menuju kedewasaan. Kadangkala orang tua ‘datang’ di saat yang dirasa tidak tepat saat berurusan dengan kebebasan dan keamanan berinternet. Orang tua sebaiknya bisa mencari celah yang tepat dan waktu yang pas agar anak-anak tidak merasa terlalu dikontrol dan diperlakukan overprotective, akan tetapi tidak melepaskan pengawasannya, tidak dilangkahi anak-anak mereka sendiri.

Dunia user-generated content
Di jagad user-generated content, mereka yang terkoneksi dengan internet, termasuk anak-anak, bisa menciptakan beragam konten sendiri. Mereka mampu memposting dan menerima foto, stream video, serta menulis dan membaca hal-hal yang bisa dilihat siapapun memiliki akses ke internet. Bahayanya, merekapun bisa menerima informasi tanpa editan dan saringan. Membantu anak-anak berpikir kritis akan apa yang mereka posting, baca dan lihat di internet adalah langkah yang penting. 

6. Literasi Budaya dan Kewargaan
bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.

Literasi budaya dan kewargaan menjadi hal yang penting untuk dikuasai di abad ke-21. Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa, kebiasaaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan sosial. Sebagai bagian dari dunia, Indonesia pun turut terlibat dalam kancah perkembangan dan perubahan global. Oleh karena itu, kemampuan untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang mutlak. Materi Literasi Budaya dan Kewargaan

Semoga artikel saya berkaitan dengan materi gerakan literasi nasional dan membantu mensukseskan gerakan literasi nasional.

Sumber : http://gln.kemdikbud.go.id/


No comments: