Friday 9 October 2020

APA ITU AKM, BAGAIMANA IMPLIKASI AKM DALAM PEMBELAJARAN, SEPERTI APA CONTOH SOAL AKM, TANYA JAWAB SEPUTAR AKM

RINTOKUSMIRAN.COM-Apa itu AKM, bagaimana implikasi AKM dalam pembelajaran, seperti apa contoh soal AKM dan tanya jawab seputar AKM. 

APA ITU AKM, BAGAIMANA IMPLIKASI AKM DALAM PEMBELAJARAN, SEPERTI APA CONTOH SOAL AKM, TANYA JAWAB SEPUTAR AKM
APA ITU AKM, BAGAIMANA IMPLIKASI AKM DALAM PEMBELAJARAN, SEPERTI APA CONTOH SOAL AKM, TANYA JAWAB SEPUTAR AKM

Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memotret secara komprehensif mutu proses dan hasil belajar satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia. Informasi yang diperoleh dari asesmen nasional diharapkan digunakan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di satuan pendidikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu hasil belajar murid.

Apa itu AKM?

Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca serta literasi matematika (numerasi). Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Berbeda dengan asesmen berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.

INFORMASI BERKAITAN "UJIAN BERSAMA KOMPUTER DARING" UBKD

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. 

AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. 

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia. Numerasi berupa :Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Aljabar, Data dan Ketidakpastian; Literasi Teks Fiksi: Menemukan Informasi, Memahami, Mengevaluasi dan merefleksi; Literasi Teks Informasi: Menemukan Informasi, Memahami, Mengevaluasi dan merefleks

Tujuan AKM

Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kurikulum  (apa yang diharapkan akan dicapai), pembelajaran (bagaimana mencapai) dan asesmen (apa yang sudah dicapai). Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.

Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. 


Komponen Instrumen

Untuk memastikan AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga sesuai dengan pengertian Literasi Membaca dan Numerasi yang telah disampaikan terdahulu, soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. 

Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada Literasi Membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran. 

Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Level Pembelajaran

Berdasarkan level pembelajarannya AKM di bedakan menjadi 6 level. Level 1, 2 dan 3 diperuntukkan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD)sederajat. Level 4 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederjat. Level 5 dibagi menjadi dua yaitu kelas 9 Smp dan kelas 10 untuk tingkat SMA/SMK sederajat. Level 6 di diperuntukkan kelas 11 dan 12 untuk jenjang SMA/SMK/sederjata.

Berikut ini adalah rincian jumlah soal pada AKM menurut level dan kelas mulai dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK sederjat:

  1. Level 1 (Kelas 1 & 2) dengan rincian soal :Numerasi (Kelas 2) 31 Soal Literasi Teks Fiksi 21 Soal Literasi Teks Informasi 25 Soal
  2. Level 2 (Kelas 3 & 4) dengan rincian soal Numerasi (Kelas 4) 48 Soal Literasi Teks Fiksi 22 Soal Literasi Teks Informasi 18 Soal
  3.  Level 3 (Kelas 5 & 6) dengan rincian soal  Numerasi (Kelas 6) 47 Soal Literasi Teks Fiksi 25 Soal Literasi Teks Informasi 32 Soal
  4. Level 4 (Kelas 7 & 8) dengan rincian soal Numerasi (Kelas 8) 68 Soal Literasi Teks Fiksi 7 Soal Literasi Teks Informasi 19 Soal
  5. Level 5 (Kelas 9 & 10) dengan rincian soal Numerasi (Kelas 10) 62 Soal Literasi Teks Fiksi 28 Soal Literasi Teks Informasi 37 Soal
  6.  Level 6 (Kelas 11 & 12)dengan rincian soal  Literasi Teks Fiksi 11 Soal Literasi Teks Informasi 39 Soal

Contoh Soal AKM

Contoh Soal Literasi Membaca 

Contoh Soal Kelas 5 
Ada dua orang sahabat melakukan perjalanan panjang. Ketika di tengah perjalanan mereka terlibat dalam suatu perdebatan. Pertengkaran itu terjadi sampai salah satu dari mereka menampar yang lainnya. Sahabat yang ditampar itu tak berkata apapun tapi menuliskan suatu kata di atas hamparan pasir. Tulisan tersebut berbunyi, “hari ini teman baikku menamparku.”

Walaupun mereka bertengkar, tapi tetap melanjutkan perjalanan bersama. Saat di perjalanan mereka menemukan sebuah sumber air dan memutuskan untuk mandi. Namun malang nasib teman yang ditampar tadi, ia tergelincir dan hampir tenggelam di dalam  sumber air tersebut. 

Melihat itu, tentu saja teman yang menampar tadi menolongnya dan ia pun selamat. “Hari ini teman baikku menyelamatkan nyawaku,” ukirnya pada sebuah batu.

Teman yang telah menampar dan menyelamatkan nyawanya tadi bertanya, “Mengapa saat aku menyakitimu, kamu  menulis di atas pasir. Sedangkan saat aku membantu, kamu
mengukirnya pada batu?”

Kemudian ia menjawab, “Karena menulis di atas pasir mudah terhapus oleh sapuan angin, sedangkan mengukir di atas batu tidak mudah hilang oleh terpaan angin kencang sekalipun.”

1.  Tentukan setiap pernyataan berikut sesuai dengan isi teks ataukah tidak!
Pernyataan Sesuai Tidak 
Perjalanan kedua sahabat kemungkinan melewati padang pasir Kedua orang tetap bersahabat dalam kondisi marah maupun susah Pesan yang baik dituliskan di atas pasir, pesan yang buruk dituliskan di atas batu

2. Pilihlah pesan-pesan yang merupakan simpulan dari isi teks !
 ☐ Jangan mengingat kesalahan orang lain terlalu lama
 ☐ Pertemanan sejati akan terbentuk setelah melewati masa  perkelahian
 ☐ Persahabatan memerlukan sikap memaafkan dan  membalas kebaikan
 ☐ Jika diberi kebaikan oleh orang lain harus segera  membalasnya

3. Cermati pantun berikut!
Jika ada jarum yang patah
jangan disimpan di dalam peti
Kalau ada kata yang salah
jangan disimpan di dalam hati
 Apakah isi pantun tersebut sesuai dengan isi teks?
 { Sesuai
 { Tidak sesuai
 Berikan bagian dari isi teks yang mendukung jawabanmu!
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Contoh Soal Kelas 8
Penelitian Ilmiah di Rumah 
Seringkali ketika kita mengatakan penelitian ilmiah, maka yang kita pikirkan adalah laboratorium dengan alat-alat canggihnya. Padahal kita dapat melakukan penelitian ilmiah di mana saja, di dalam laboratorium, maupun di luar laboratorium, misalnya mengamati ketaatan murid terhadap peraturan lalu lintas di persimpangan jalan atau mengamati pergerakan bulan ketika terjadi gerhana bulan.

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung serta berakumulasi untuk menemukan, mengembangkan dan menguji jawaban atas pertanyaan ataupun masalah. Kunci utama penelitian ilmiah adalah melakukan pengamatan secara sistematis baik dari segi obyek amatan, waktu mengamati, hal yang kita lakukan pada obyek, maupun data yang kita catat.

Contoh penelitian ilmiah yang dapat kamu lakukan di rumah adalah pengamatan untuk menjawab pertanyaan: “Apakah jumlah air penyiraman memengaruhi tinggi tanaman?”.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kamu perlu menciptakan beberapa situasi: 
• menyiram hanya sekali sehari,
• atau menyiram dua kali sehari. 

Ada dua situasi seringnya dilakukan penyiraman air yang berbeda untuk mengetahui apakah benar jumlah air penyiraman memengaruhi tinggi tanaman. 

Penelitian dikatakan sistematis jika air penyiraman tidak asal jumlahnya. Kamu harus menentukan jumlah yang sama untuk setiap kali penyiraman. Jumlah ini harus konsisten kamu lakukan setiap kali penyiraman, kamu tidak boleh mengubahnya!

Seringnya Penyiraman sekali sehari dua kali sehari Tinggi Tanaman rendah tinggi Kemudian sistematis obyek serta perlakuan terhadap obyek. Obyek penelitian kita adalah tanaman A serta B. Tanaman A harus selalu disiram sebanyak satu kali sehari dan tanaman B sebanyak dua kali sehari. Kamu tidak boleh secara asal menukar perlakuan penyiraman terhadap tanaman A dengan B. Oleh karena itu, sangat penting dalam penelitian ilmiah kamu melakukan pencatatan prosedur sehingga penelitianmu dapat terlaksana secara sistematis.

Hal lain yang tidak boleh kamu lupakan adalah memastikan hasil  pengamatanmu tidak dipengaruhi hal lain, misal jenis tanaman A dan B harus sama, umur kedua tanaman sama, atau pun intensitas cahaya matahari sama. Hal ini sangat penting supaya kamu yakin bahwa yang memengaruhi perbedaan tinggi tanaman adalah jumlah air siraman, bukan karena jenis tanaman B lebih cepat tinggi dibandingkan tanaman A. 

Jika kamu sudah secara sistematis melakukan penyiraman, catatlah tinggi tanaman secara sistematis juga. Gunakan pengukur panjang yang sama, cara yang sama dan waktu yang sama. Contohnya mencatat tinggi tanaman setiap seminggu sekali, dalam ukuran milimeter, secara tegak lurus terhadap permukaan tanah tempat tanaman tumbuh. Setelah catatan tinggi tanaman tersebut terkumpul secara terus-menerus, akumulasi data dapat menjawab
pertanyaan penelitianmu.  Selamat melakukan penelitian ilmiah di rumah.

Contoh Pertanyaan
1. Tentukan apakah setiap aktivitas berikut merupakan langkah sistematis dalam melakukan penelitian ilmiah di atas ataukah tidak! Aktivitas Sistematis Tidak  Jumlah air penyiraman tanaman A ditambahkan setelah dua minggu Kedua tanaman disiram pada jam yang sama setiap harinya Tinggi tanaman diukur ketika terlihat ada perubahan tinggi tanaman Data pengukuran tinggi tanaman dicatat dalam satuan panjang yang sama

2. Berikut ini yang merupakan manfaat dari pencatatan prosedur penelitian ilmiah adalah…. (Boleh memilih lebih dari satu jawaban)
 ☐  Memastikan langkah yang dilakukan konsisten dari waktu ke waktu
 ☐  Membuka peluang siapa pun dapat melanjutkan penelitian ilmiah dengan cara yang sama
 ☐  Membuktikan kepada orang lain bahwa hasil penelitiannya pasti benar
 ☐  Mempercepat proses dilakukannya penelitian ilmiah  Sistematis

3. Media tanaman A adalah tanah humus yang subur, sedangkan media tanaman B adalah tanah berpasir. 

Peneliti menyimpulkan bahwa tanaman A yang disiram dengan jumlah air sedikit lebih tinggi dibandingkan tanaman B yang disiram dengan jumlah air banyak. Berdasarkan teks tersebut, apakah simpulan penelitian dapat diterima?
 { Ya
 { Tidak
 Jelaskan alasanmu!
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Contoh Soal Kelas 11
Contoh Soal Kelas 11
Contoh Soal Kelas 11


1. Cermatilah infografis tersebut dan klik pada pernyataan yang termasuk fakta atau mitos pada kolom yang tersedia. Pernyataan Fakta Mitos
Seseorang pura-pura tidak tahu tentang utang
Generasi yang lahir di tahun 90an termasuk generasi milenial 
Peminjam seringkali menghindari penagih utang dengan berbagai cara
Pemberi utang akan lebih hati-hati ketika menagih utang 
2. Berikut ini adalah alasan yang logis penulis menampilkan pernyataan “Maaf, tidak di tempat karena sedang menonton piala dunia di Eropa”
 ☐ Memberikan contoh gaya hidup yang berlebihan dengan menonton langsung di Eropa
 ☐ Menginformasikan ciri umum orang yang berhutang sulit ditagih, memasang plang tidak ada di rumah
☐ Menekankan bahwa memenuhi tuntutan hobi adalah alasan berhutang 
☐ Menyatakan bahwa pamer bergaya hidup mewah adalah ciri kaum muda yang suka berhutang.
3. Apakah tujuan penulis memadukan fakta perilaku berhutang generasi muda dengan tips keuangan dalam satu infografis?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Catatan terkait contoh soal Literasi Membaca AKM Pesan:
  • Teks AKM terdiri atas teks informasi dan teks fiksi. Contoh soal  kelas 5 merupakan teks fiksi sedangkan contoh soal kelas 8 dan kelas 11 merupakan teks informasi. 
  • Teks AKM disajikan lebih utuh dengan gambar ilustrasi yang kuat sehingga pesan yang disampaikan lebih komprehensif.
  • Stimulus teks AKM bertujuan sebagai sarana menilai kompetensi dan sekaligus menginsiprasi. Sebagai contoh di teks soal kelas 5 memuat pesan moral yang mendalam berupa ajakan untuk mudah memaafkan dan tidak mudah melupakan kebaikan orang lain.
Soal:
  • Murid diberikan arahan untuk bernalar tentang sudut pandang  penulis seperti pada contoh soal kelas 11.
  • Soal pada AKM mengukur kemampuan murid tidak hanya  sampai pada level memahami namun mampu merefleksi isi teks (seperti pada contoh soal kelas 5 dan 8). 
  • Murid tidak hanya dapat memahami isi teks, namun juga mampu merefleksikan pengalamannya dengan hal lain di luar teks, contohnya dikaitkan dengan isi pantun. Hal ini tidak banyak ditemui di ujian pada umumnya, seperti pada contoh soal ujian berikut:
Contoh soal ujian Nasional Bahasa Indonesia Jenjang SMP/MTs
Cermati teks berikut kemudian kerjakan soal nomor 3 dan 4! 

(1) Seli mengayunkan tangan kedepan, membuat petir biru. (2) retakan itu memanjang. (3) Butuh waktu empat kali pukulan hingga tiang itu roboh, berdebam menimpa sebelahnya. (4) Aku dan Seli segera melompat mundur, menghindar dari guguran kristal.  (5) Lima menit kemudian, dengan napas tersengal,kami berhasil menyingkirkan tiga tiang kristal. (6) Seli mengangkat patahan tiang dengan kemampuan kinetiknya, melemparkannya jauh-jauh. (7)
Mulut lorong semakin terlihat. (8) Masih ada tiga tiang kristal lagi yang harus dihancurkan agar kapsul perak kami bisa melintasinya. 
3. Bukti latar suasana riuh pada kutipan cerita tersebut adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (3) dan (4)
C. (5) dan (6)
D. (7) dan (8)
4. Komentar yang tepat terhadap isi teks cerita tersebut adalah:
A. Penggambaran para tokoh yang mampu merobohkan tiang sangat tidak masuk akal.
B. Tokoh Seli sangat membahayakan diri sendiri karena mengeluarkan petir dari tangan.
C. Semangat pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah dari para tokoh patut diteladani.
D. Hanya demi kapsul perak, para tokoh seharusnya tidak usah menghabiskan tenaga.

Contoh soal ujian sekolah 
1. Bacaan di atas berjudul ....
A. Pohon pisang
B. Potong pisang
C. Pisang menguning
D. Panen pisang

2. “Buah pisang sudah ada yang menguning”. Kata menguning memiliki arti yang sama dengan kata ....
A. Masak
B. Manis
C. Layu
D. Segar

3. Ayah ingin memotong pohon pisang.
 Jawaban untuk pengurangan kalimat di atas adalah ....

 
Suatu hari ayahku ingin memotong pohon pisang. Buah pisang sudah ada yang menguning. Ketika ayahku siap untuk memotong pohon pisang, kakakku mendekati ayahku dan berkata, “Jangan Ayah, jangan dipotong. Biarkan pohon pisang itu berbuah lagi”. Ayahku tidak bisa menahan tawa mendengar kata-kata kakakku. Ibu kemudian menjelaskan bahwa pohon pisang hanya bisa satu kali berbuah. Mendengar penjelasan ibu, muka kakakku memerah.
A. Memasak
B. Masak
C. Menuai
D. Tanam

Catatan terkait contoh soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia
Jenjang SMP/MTs dan Ujian Sekolah tersebut:
  • Teks yang disajikan pendek dan tidak menggali pemahaman  membaca secara utuh.
  • Pesan dan inspirasi yang disampaikan dalam teks kurang  mendalam.
  • Kompetensi yang diukur sudah sampai level interpretasi  (pemahaman), namun belum sampai level mengevaluasi dan merefleksi isi teks.

Contoh Soal Numerasi 

Contoh Soal Kelas 5 
Membuat Bolu Kukus
Fitri akan membuat bolu kukus. Untuk setiap resep ia memerlukan  5 kg gula, ¼ kilogram tepung, serta 150 gram mentega, dan 300 gram bahan-bahan lainnya.
1. Fitri memerlukan  5  kilogram gula. Ia meletakkan sejumlah gula di timbangan dan ditunjukkan pada gambar berikut:
1 Berapa gram kah gula yang harus dikurangkan? ..... gram 
2.
Jika Fitri membuat 6 resep adonan, jumlah gula, tepung dan mentega yang dibutuhkan dalam kilogram adalah….
3.  Setiap resep adonan menghasilkan 16 buah bolu kukus dengan berat masing-masing 50 gram. Apakah benar proses memasak bolu kukus mengurangi berat adonan? 
 Ya
 Tidak 

Tunjukkan perhitunganmu!

Contoh Soal Kelas 8 

Menjelang akhir tahun beberapa toko memberikan diskon yang bervariasi. Beberapa diskon yang diberikan oleh toko A, B, C, D E dan F. 
Diskon
Diskon



Arti diskon (50% ) adalah memberikan diskon 50% terhadap harga suatu barang, kemudian menambahkan diskon 20% terhadap harga sesudah diskon pertama.  +20%
SEMUA BAYAR
SETENGAH HARGA
SEMUA BAYAR
SETENGAH HARGA
Misal harga suatu barang Rp. 100.000,00 maka:  DISKON 40%
1. Harga sesudah diskon 50% adalah Rp 100.000,00 – (50% x Rp. 100.000,00) = Rp. 100.000,00 – Rp. 50.000,00 = Rp. 50.000,00. 
2. Harga sesudah diskon tambahan 20% adalah Rp.50.000,00 – (20% x Rp.50.000,00) = Rp. 50.000,00 – 10.000,00 = Rp. 40.000,00 +10% Beli 1 Gratis 1


1. Perhatikan diskon yang diberikan oleh beberapa toko di atas! Klik
Benar atau Salah pada setiap pernyataan berikut!
Pernyataan Jawaban
Besar diskon ditoko B sama dengan diskon di toko C 
Barang dengan harga yang sama menjadi lebih murah di toko E dibandingkan di toko C
Lebih menguntungkan bagi pelanggan berbelanja barang senilai Rp. 50.000,00 di toko E dibandingkan di toko B
2. Klik ya atau Tidak, kemudian ketikkan penjelasanmu!
Benar 
Benar 
Benar 
 Beni memiliki uang Rp. 100.000,00. Ia ingin membeli kemeja di toko E seharga Rp. 200.000,00. Ternyata kemejanya sudah tidak tersedia di toko E. Teman Beni memberiinformasi bahwa kemeja yang Beni inginkan dijual juga di toko F dengan harga yang sama.
Apakah Beni dapat membeli kemeja yang dinginkannya dari toko F? Jelaskan alasanmu!
 { Ya
 { Tidak
Penjelasan
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Salah
Salah
Salah

Contoh Soal Kelas 11 
Pendapatan Penduduk

Negara A dan B memiliki jumlah penduduk yang sama yaitu 10.000.000 penduduk. Berikut tabel distribusi penduduk berdasarkan pendapatan penduduk per tahun.  Pendapatan
(dolar) Negara A Jumlah Penduduk
≤10.000 700.000 7%
10.001 – 20.000 1.000.000 10%
20.001 – 30.000 1.000.000 10%
30.001 – 40.000 1.300.000 13%
40.001 – 50.000 1.500.000 15%
50.001 – 60.000 1.000.000 10%
60.001 – 70.000 1.000.000 10%
70.001 – 80.000 800.000 8%
80.001 – 90.000 700.000 7%

Persentase > 90.000 1.000.000 10% Pendapatan (dolar) Negara B
Jumlah Penduduk Persentase
≤10.000 1.900.000 19%
10.001 – 20.000 1.200.000 12%
20.001 – 30.000 1.000.000 10%
30.001 – 40.000 900.000 9%
40.001 – 50.000 800.000 8%
50.001 – 60.000 700.000 7%
60.001 – 70.000 600.000 6%
70.001 – 80.000 500.000 5%
80.001 – 90.000 400.000 4%
> 90.000 2.000.000 20%
Kategorisasi penduduk berdasarkan pendapatan per tahun terbagi menjadi dua: 
• Penduduk kategori “miskin” yaitu penduduk dengan pendapatan per tahun ≤ 20.000 dolar.
• Penduduk kategori “kaya” yaitu penduduk dengan pendapatan per tahun ≥ 100.000 dolar.

1. Tentukan diagram batang yang tepat untuk negara A dan B!

2. Tentukan setiap pertanyaan berikut benar ataukah salah!
Pernyataan Benar Salah

Jumlah Penduduk miskin negara A lebih banyak dibandingkan negara B 
Distribusi penduduk berdasarkan pendapatan lebih merata di negara B dibandingkan di
negara A 50% pendudukdi negara A lebih kaya dibandingkan 50% penduduk di negara B

3. Dewan Ekonomi Internasional memiliki program untuk membantu negaa-negara yang mengalami kesenjangan pendapatan penduduk. Negara B ditetapkan sebagai negara prioritas yang menerima program bantuan tersebut. Apakah keputusan Dewan Ekonomi tersebut benar? Jelaskan alasanmu!
 { Ya
 { Tidak
Penjelasan
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

Catatan terkait contoh soal numerasi
Pesan:
- Melalui contoh soal tersebut (AKM kelas 8 dan kelas 11 ) 
murid memiliki kompetensi untuk mengolah informasi serta
menginterpretasi informasi, selain itu murid dituntut mampu
bernalar menggunakan konsep matematika yang telah
dipelajari untuk memberikan sebuah justifikasi terhadap suatu
masalah.
Soal:
- Soal diberikan dengan konteks dunia nyata dan membawa 
murid ke tahap bernalar, sehingga solusi yang diberikan lebih
aplikatif.
- Murid dilatih untuk berkontribusi dengan cara memberikan
justifikasi seperti contoh soal kelas 8 & 11. 
- Melalui soal AKM, murid melatih kemampuan bernalar dengan
konsep matematika yang sudah diajarkan sehingga mampu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (hal ini
tidak banyak ditemui di ujian pada umumnya), seperti pada
contoh soal ujian berikut:

Contoh Soal Ujian Nasional Kelas 12 SMK Akuntansi 

Diagram batang berikut menunjukkan hasil penjualan empat kamus
bahasa.

Jumlah Buku Pernyataan yang benar sesuai dengan diagram tersebut adalah....
A.  Penjualan kamus Bahasa Indonesia dan Jerman bersifat fluktuatif
B.  Penjualan kamus Bahasa Inggris dan Jerman mengalami penurunan
C.  Penjualan kamus Bahasa Indonesia dan Jepang mengalami peningkatan
D.  Penjualan kamus Jepang dan Jerman mengalami penurunan
E.  Penjualan kamus Bahasa Indonesia dan Jepang mengalami  penurunan


Contoh Soal Ujian Sekolah Kelas 5
1. Putri membutuhkan 750 gram coklat dan 1,5 kilogram gula untuk pesta ulang tahun. Saat ditimbang beratnya …. kilogram. 
A. 2
B. 2,20
C. 2,25
D. 2,5

2. Hasil 30 x 40 – 750 + 300 adalah ....
A. 700
B. 750
C. 800
D. 850

Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi
Literasi Membaca di Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Pelajaran Keterampilan SMP: Praktek Memasak Cireng, guru memberikan teks resep cara membuat cireng 
  1. Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak lanjut yang perlu diberikan: Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus masih kesulitan untuk memahami resep secara utuh. Murid diasah kemampuan literasi membacanya tidak hanya dengan membuat cireng, namun juga membuat catatan singkat/rangkuman sederhana mengenai cara membuat cireng berdasarkan resep dari guru. 
  2. Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak lanjut yang perlu diberikan: Murid di tingkat Dasar sudah mampu memahami resep, namun belum memiliki pemahaman yang komprehensif. 
  3. Murid pada tingkat ini selain membuat cireng dapat ditugaskan membuat catatan singkat/ rangkuman cara membuat cireng yang disertai dengan penanda bagian penting atau bagian yang dapat dimodifikasi pada saat membuat cireng.
  4. Murid di tingkat Cakap sudah memahami secara komprehensif isi resep, namun belum mampu merefleksi dan mengevaluasi. Murid dapat diberi kebebasan untuk memodifikasi resep/cara membuat cireng, kemudian ditugaskan untuk membuat laporan perbandingan antara cara membuat cireng dengan resep hasil modifikasi dan resep dari guru.
  5. Murid di tingkat Mahir sudah mampu mengevaluasi dan merefleksi resep guru. Murid di tingkat ini sebelum membuat cireng ditugaskan untuk mencari resep cireng lainnya, membandingkan resep-resep, kemudian memutuskan langkah-langkah pembuatan cireng yang akan dijadikan resep untuk dipraktikkan. Hasil telaah beberapa resep tersebut dilaporkan beserta alasan pengambilan keputusan dalam membuat cireng.

Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi
Literasi Numerasi di Mata PelajaranmPendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.  Guru olahraga memberikan teks mengenai aturan penentuan pemenang 

  1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus diberi beberapa contoh hasil pertandingan yang lengkap. Murid diminta menjabarkan nilai setiap tim dalam satu grup dan menentukan pemenangnya.
  2. Murid di tingkat Dasar diberi contoh hasil pertandingan satu grup yang rumpang dan kondisi pemenang. Murid diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang tersebut.
  3. Murid di tingkat Cakap diberi hasil pertandingan dua grup yang rumpang serta kondisi pertandingan babak selanjutnya. Murid diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang.
  4. Murid di tingkat Mahir diminta mengestimasi kemungkinan pemenang di babak selanjutnya berdasarkan hasil pertandingan empat grup di babak sebelumnya.

Tanya Jawab Seputar AKM


1. Apa itu Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap  sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang  mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh  dari tiga instrumen utama, yaitu  Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

2. Mengapa perlu ada Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.  Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seha- rusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut.


3. Apakah Asesmen Nasional menentukan kelulusan peserta didik?

Tidak, Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen Nasional diberikan kepada murid bukan di akhir jenjang satuan pendidikan. Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menilai peserta didik yang menjadi peserta asesmen. Hasil Asesmen Nasional tidak akan memuat skor atau nilai peserta didik secara individual. Seperti dijelaskan sebelumnya, hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran.  Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak terkait dengan kelulusan  peserta didik. Penilaian untuk kelulusan peserta didik merupakan kewenangan pendidik dan satuan pendidikan. Asesmen Hasil belajar muridKualitas pembelajaran Informasi Lembar Fakta

4. Siapa yang menjadi peserta Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir program belajarnya. Selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan.
 
5. Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian murid?

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi murid sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu murid menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua murid perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi murid di setiap sekolah
pada jenjang kelas yang menjadi target dari

6. Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII dan XI?

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya  perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI  dimaksudkan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap  satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses  pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

7. Apakah Asesmen Nasional menggantikan UN?

Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Namun Asesmen Nasional menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. Sebagai alat untuk mengevaluasi mutu sistem, Asesmen Nasional akan menghasilkan potret yang lebih utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses pembelajaran di sekolah. Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan balik yang berguna bagi sekolah dan Dinas Pendidikan dalam proses evaluasi diri dan perencanaan program.

8. Mengapa yang diukur adalah literasi dan numerasi?

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih karena merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Kemampuan membaca yang diukur melalui AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya.

Kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya
dikembangkan melalui berbagai pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, AsesmenNasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis.

9. Mengapa Asesmen Nasional juga mengukur karakter murid?

Asesmen Nasional bertujuan tidak hanya memotret hasil belajar kognitif murid namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Asesmen nasional diharapkan dapat memotret sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan. Hal ini penting untuk menyampaikan pesan bahwa proses belajar-mengajar harus mengembangkan  potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif. Lembar Fakta

10. Bagaimana kaitan antara Asesmen Nasional dengan kurikulum?

Asesmen Nasional mengukur kompetensi mendasar (general capabilities) yang dapat diterapkan secara luas dalam segala situasi. Kompetensi mendasar ini perlu dipelajari oleh semua murid dan sekolah, sehingga dibangun melalui pembelajaran beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran.

Target asesmen yang sekedar mengukur penguasaan murid akan konten atau materi kurikulum menjadi tidak relevan karena di era informasi saat ini, pengetahuan faktual semakin mudah diperoleh dan diakses oleh hampir setiap orang. Sekedar mengetahui menjadi tidak cukup dan kurang relevan.  Asesmen Nasional berfokus mengukur pada kemampuan murid untuk menggunakan dan mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dari beragam materi kurikulum untuk merumuskan serta menyelesaikan masalah. Asesmen Nasional menggeser fokus dari keluasan pengetahuan menuju kedalaman kompetensi dari kurikulum. 

12. Apa peran Asesmen Nasional dalam pendidikan jalur non-formal?

Warga belajar diwajibkan menempuh ujian kesetaraan untuk dinyatakan lulus pendidikan non-formal. Asesmen Nasional merupakan ujian kesetaraan yang menjadi salah satu syarat kelulusan. Oleh karena itu, peserta Asesmen Nasional dalam pendidikan jalurnon-formal tidak dipilih secara acak oleh Kemdikbud. Peserta Asesmen Nasional pendidikan jalur non formal adalah warga belajar yang mendaftarkan diri untuk ujian kesetaraan. Hasil ujian kesetaraan tersebut sekaligus digunakan sebagai Rapor PKBM.

13. Apa perbedaan AKM dengan UN?


14. Instrumen apa saja yang akan digunakan dalam Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu:
a. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi  membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.
b. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebi- asaan yang mencerminkan karakter murid;.
c. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek  input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

15. Apakah yang dimaksud dengan minimum pada AKM?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi matematika murid.  Konten yang diukur pada literasi membaca dan numerasi adalah konten yang bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan, sehingga sifatnya minimum.

16. Apa perbedaan AKM dan Survei Karakter?

AKM mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Beriman, bertakwa, berakhlak mulia Berkebhinekaan Global Bergotong royong bernalar kritis Mandiri Kreatif

17. Apakah instrumen Survei Lingkungan sama untuk murid dan untuk guru?

Tidak. Meskipun Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, namun pertanyaan akan disesuaikan dengan perspektif respondennya.

18. Terdapat berbagai macam literasi,  misalnya membaca, sains, digital, dan keuangan. Apakah AKM meliputi semua literasi tersebut?

Tidak. AKM tahun 2021 hanya mencakup literasi membaca dan literasi  matematika  (numerasi).

19. Apa sajakah komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur di AKM?

Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. bagan berikut menjelaskan rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.

20. Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional?

Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian. 
a. Pilihan ganda, murid hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
b. Pilihan Ganda Kompleks, murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal. 
c. Menjodohkan, murid menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
d. Isian singkat, murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.  
e. Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

21. Berapa banyak soal yang akan dikerjakan murid saat AKM?

Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.

22. Apakah murid memperoleh soal setara dengan murid lainnya?

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri.

23. Apakah soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah seperti soal UN pembagian porsinya?

Tidak. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua murid tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh murid akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM .

24. Apakah ada contoh-contoh soal latihan AKM yang disediakan secara khusus?

Ya. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.

25. Adakah semacam kisi-kisi untuk mengikuti asesmen nasional? Kapan dan di mana kami dapat memperolehnya?

Tidak ada kisi-kisi. AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk setiap indikator kompetensi pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.

26. Apa saja perangkat yang dapat digunakan untuk Tes ini?

a. Menggunakan komputer Client Memory 2 GB, Resolusi 1360 x  768, dan Windows 7 ke atas, BW 20 MBps untuk 50 peserta
b. Tersedia jaringan internet (offline/online)
c. Operator teknis

27. Apakah pemerintah sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terselenggaranya AKM ?

Sarana prasarana dapat disiapkan oleh sekolah salah satunya melalui bantuan pemerintah. Cara lainnya adalah menumpang di sekolah terdekat atau meminjam komputer dari orangtua,  instansi lain, atau pihak lainnya.

28. Siapa saja yang harus mengikuti Asesmen Nasional?

Peserta Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan terdiri atas: kepala sekolah, seluruh guru, dan murid yang dipilih dengan stratifikasi sosial ekonomi oleh Kemdikbud. Jenjang SD/MI, kelas V maksimal 30 murid, jenjang SMP/MTS, SMA/MA, SMK kelas VIII dan
XI maksimal 45 murid setiap satuan pendidikan.

29. Siapa saja yang mengikuti AKM?

Peserta AKM adalah semua murid yang menjadi responden Asesmen Nasional. Guru maupun kepala sekolah TIDAK mengerjakan AKM.  Lembar Fakta

30. Apakah Asesmen Nasional wajib diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia?

Ya, Asesmen Nasional dilaksanakan di seluruh sekolah, madrasah maupun PKBM di wilayah Indonesia.

31. Bolehkah SMP/MTs, SMA/MA, SMK  yang jumlah muridnya kurang dari 45 tidak ikut Asesmen Nasional?

Tidak. Semua satuan pendidikan wajib mengikuti Asesmen Nasional. Jika jumlah murid kurang dari 45, maka semua murid akan menjadi responden. Begitu pula dengan satuan pendidikan di jenjang SD/MI, jika jumlah murid kurang dari 30, maka semua murid akan menjadi responden.

32. Bagaimana penentuan murid yang mengikuti Asesmen Nasional?

Murid akan dipilih secara acak oleh Kemdikbud dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti sampel murid karena dapat memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.

33. Berapa persen batas minimal, banyaknya guru yang mengikuti Asesmen Nasional?

Tidak ada batas minimal. Target responden Asesmen Nasional adalah semua guru baik status kepegawaian tetap maupun pegawai lepas/ honorer. Tujuan Survei Lingkungan Belajar adalah menggali informasi yang dapat mencerminkan kondisi sekolah sesungguhnya. Sehingga tingkat partisipasi yang tinggi diharapkan mampu memberikan cerminan yang lebih baik.

34.Bolehkah murid kelas IX ikut mendaftar AKM untuk menguji kemampuan literasi?

Tidak boleh. Responden AKM dipilih secara acak oleh Kemdikbud untuk target sasaran kelas V, kelas VIII, dan kelas XI. 

35. Kapan AKM akan dilaksanakan?

Direncanakan pelaksanaan AKM untuk murid kelas VIII jenjang SMP/MTs, serta kelas IX jenjang SMA/MA, dan SMK akhir Maret 2021, pelaksanaan AKM untuk murid kelas V jenjang SD/MI adalah di bulan Agustus 2021.

36. Berapa lama waktu pelaksanaan Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional terdiri atas:  (1) AKM, (2) Survei Karakter, dan (3) Survei Lingkungan Belajar. Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk murid akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi Membaca dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar. Alokasi waktu sesi asesmen maupun survei berbeda untuk murid kelas V dengan murid kelas VIII serta XI. 

Alokasi waktu asesmen Tes Numerasi 75 menitTes Literasi 75 menit Survey karakter  Pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar untuk kepala sekolah dan guru lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu melengkapi semua  pertanyaan dalam kurun waktu dua minggu. Pengerjaan angket  oleh kepala sekolah maupun guru dilakukan secara daring tanpa pengawasan. Survey lingkungan belajar 20 menit SD/MI 20 menit HARI KEDUA HARI PERTAMA Survey Lingkungan Belajar 30 menit Tes Numerasi 90 menitTes Literasi 90 menit Survey Karakter  30 menit Lembar Fakta

37. Apakah akan diadakan uji coba AKM dan Survei Karakter serta kapan pelaksanaannya?

Uji coba akan dilaksanakan satu bulan sebelum pelaksanaan AKM melalui mekanisme gladi bersih. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan aplikasi dapat berjalan dengan lancar serta mekanisme pelaksanaan Asesmen Nasional dipahami oleh setiap pihak yang terlibat. Selain uji coba, Kemdikbud menyelenggarakan simulasi AKM untuk mengenalkan model soal AKM dan memberi kesempatan kepada murid untuk familiar dengan aplikasi serta ragam soal AKM.

38. Bagaimana teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, apakah sama seperti UNBK semi daring?

Terdapat sejumlah modifikasi pada teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, seperti bentuk soal, maupun sistem adaptif. Namun secara umum tenaga teknis yang mampu melakukan UNBK semi daring akan mudah mempelajari sistem pelaksanaan Asesmen Nasional.

39. Bagaimana aturan pelaksanaan di sekolah? (pengawasan, pendanaan, pengaturan peserta setiap ruang)

Aturan pelaksanaan di sekolah akan dituangkan lebih detail di dalam Prosedur Operasional Standar (POS) Asesmen Nasional.

40. Bagaimana bila terdapat guru yang tidak mengikuti Survei Lingkungan Belajar?

Kemdikbud memberikan alokasi waktu dua minggu untuk guru mengisi Survei Lingkungan Belajar. Diharapkan dalam tenggat waktu tersebut semua guru akan berpartisipasi. Partisipasi setiap guru dalam Survei Lingkungan Belajar akan mempengaruhi akurasi gambaran umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.

41.Apakah pelaksanaan AKM dapat dilakukan lebih dari satu sesi? berapakah jumlah sesi yang diijinkan setiap harinya?

Setiap sesi memerlukan waktu maksimal 140 menit untuk jenjang SD sederajat dan 165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat. Oleh karena itu, dalam satu hari dapat diselenggarakan 3 sesi tes.

42. Bisakah guru melakukan Asesmen Nasional (Survei Lingkungan Belajar) dari rumah?
Ya. Pengisian Survei Lingkungan Belajar secara daring dapat dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat akses internet.

43. Apakah tahapan yang dilakukan sekolah untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UNBK?

Tidak. Meskipun sebagian besar tahapan sama, tetapi proses pendataan di Asesmen Nasional berbeda dengan UNBK karena ada pemilihan murid serta pendataan responden guru.

44. Pada saat UNBK ada sekolah yang bergabung dengan sekolah lain, apakah Asesmen Nasional juga dapat menerapkan hal yang sama?

Ketika pelaksanaan Asesmen Nasional, sekolah dapat menginduk ke sekolah lain yang kondisi infrastrukturnya lebih memadai. Namun pelaporan hasil akan tetap dipisahkan untuk masing-masing satuan pendidikan.

45. Apakah persiapan untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UN, seperti adanya proktor, teknisi, dsb?

Ya. Sistem aplikasi Asesmen Nasional mengadopsi sistem UNBK dengan modifikasi. Modifikasi meliputi ragam format soal tidak hanya pilihan ganda dan isian, namun ditambahkan format pilihan ganda kompleks, menjodohkan, serta uraian. Selain itu, pada AKM soal-soal yang disajikan akan adaptif terhadap kemampuan murid dalam menjawab soa-lsoal sebelumnya. Proktor dan teknisi berperan penting dalam memastikan keberfungsian infrastruktur sekolah, setup aplikasi serta dukungan teknis selama pelaksanan Asesmen Nasional.

46. Bagaimana  pihak sekolah/madrasah menyiapkan murid untuk menghadapi AKM?

AKM mengukur kompetensi kecakapan hidup yang merupakan hasil belajar murid lintas beragam mata pelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan di AKM tidak melalui proses drilling soal-soal. Satuan pendidikan diharapkan mewujudkan proses pembelajaran yang mendorong terbangunnya kompetensi serta karakter murid.  Untuk mengenalkan murid pada beragam format soal AKM serta aplikasi AKM, Kemdikbud akan menyelenggarakan simulasi serta gladi bersih. Satuan pendidikan diharapkan aktif mengikuti simulasi dan gladi bersih sebagai upaya menyiapkan murid menghadapi AKM. Selain itu, Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk setiap indikator kompetensi pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.

47. Bagaimana cara mengatasi kendala jika sarana pendukung pelaksanaan AKM kurang memadai?

a.Sekolah dapat menumpang sekolah lain terdekat yang memiliki  infrastruktur lebih memadai.
b. Sekolah dapat meminjam komputer/laptop dari orang tua atau  dari instansi lain.

48. Bila ada kendala sehingga tes terputus, apakah soal yang telah dikerjakan otomatis tersimpan?

Ya. Aplikasi AKM secara otomatis akan melakukan penyimpanan data ketika murid menekan tombol soal berikutnya. Kendala lampu padam atau putus koneksi tidak menyebabkan murid mengulang asesmen dari awal.

49. Karena keterbatasan sarana mungkinkah sekolah mengikuti Asesmen Nasional secara manual?

Tidak. Ragam stimulus serta format soal AKM menuntut cetakan berwarna dengan jumlah halaman yang tidak sedikit disajikan dalam asesmen kertas dan pensil. Selain itu pengujian secara adaptif tidak mudah diadopsi dalam asesmen berbasis kertas dan pensil.

50. Bagaimana cara AKM memotret kemajuan proses belajar?

Laporan AKM akan memberikan potret level kompetensi murid di setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi. Hasil antar tahun dapat diperbandingkan dan dijadikan salah satu indikasi  kemajuan proses belajar di setiap satuan pendidikan.

51. Apakah Asesmen Nasional akan digunakan untuk memeringkatkan sekolah di Indonesia?

Tidak. Asesmen Nasional digunakan sebagai alat refleksi bagi setiap  satuan pendidikan untuk mampu melakukan langkah perbaikan. Lembar Fakta

52. Apakah ada nilai/skor minimal dalam AKM?

Tidak. AKM melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi. Diharapkan
semua murid mencapai level kompetensi cakap atau mahir.

53. Apakah murid yang sama yang pernah mengikuti tes AKM bisa mengulang kembali tes AKMnya, jika nilainya rendah?

Tidak, karena AKM tidak bertujuan untuk mengukur kompetensi di tingkat individu murid.

54. Dapatkah murid kelas XI yang mengikuti AKM mengetahui hasil AKMnya?

Tidak. Setiap guru dapat memetakan kemampuan muridnya menggunakan
instrumen AKM kelas. Hasil AKM nasional akan melaporkan pada level sekolah, bukan pada level individu.

55. Bagaimana hasil Asesmen Nasional ini dimanfaatkan oleh sekolah?

Sekolah diharapkan menjadikan hasil Asesmen Nasional sebagai alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim satuan pendidikan.

56. Apakah data hasil survei yang diperoleh sekolah berupa gambaran global satu sekolah?

Ya. Hasil Asesmen Nasional baik AKM maupun Survei akan dilaporkan sebagai hasil sekolah dan tidak dilaporkan dalam level individu murid maupun guru.

57. Adakah pelatihan guru terkait persiapan AKM atau setelah AKM?

Tidak ada pelatihan guru terkait persiapan AKM. AKM memotret kompetensi kecakapan hidup yang tidak dapat di-drilling atau diajarkan melalui bimbel. Oleh karena itu, fokus penguatan guru adalah saat menindaklajuti hasil AKM: baik memaknai, memanfaatkan sebagai umpan balik proses pembelajaran serta penguatan kapasitas guru dalam melakukan pembelajaran serta merancang asesmen yang berkualitas.

58. Apa tindak lanjut dari sekolah dengan hasil AKM ?

Sekolah diharapkan mampu merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru menerapkan teaching at the right level serta fokus membangun kompetensi serta karakter murid. laporan sekolah terkait iklim belajar dan iklim satuan pendidikan diharapkan ditindaklanjuti manajemen sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program-program sekolah yang mendorong terciptanya iklim belajar yang positif dan kondusif.

semoga informasi berkaitan dengan Apa itu AKM, bagaimana implikasi AKM dalam pembelajaran, seperti apa contoh soal AKM dan tanya jawab seputar AKM memberikan manfaat bagi kita semua.

2 comments:

Unknown said...

Terima Kasih. Sangat bermanfaat.
Setelah membaca ini, saya ada pertanyaan, lalu untuk Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester apakah masih ada?, dan apabila Assesment Nasional bukan penentu kelulusan, nanti untuk kelulusan siswa apakah tetap ada Ujian Sekolah? mohon Pencerahan.

Ririn said...

kalau boleh tau Tulisan ini sumbernya darimana ya...
Bagaimana nasib siswa yang tahun ini duduk di kelas akhir?? apakah harus melewati ujian seperti tahun kemarin atau yang lainnya..